Selamat Datang di Blog Istaz Mahardika, Semoga Bermanfaat untuk Anda Amiin !!!

Sunday, 26 January 2014

Study Kinerja Guru PAI


A.      Latar Belakang Masalah
       Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang, dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya.
      Guru merupakan orang yang pertama kali mencerdaskan manusia, orang yang memiliki bekal pengetahuan, pengalaman dan dapat menanamkan nilai-nilai budaya dan agama terhadap anak didiknya. Dalam proses pendidikan, guru memegang peranan penting setelah orang tua dan keluarga dirumah.1)
Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang, dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya.2)

       Fenomena saat ini banyak yang berkomentar bahwa guru saat ini tidak memiliki wibawa, kemudian para guru sekarang juga sudah jauh berbeda dengan para guru dimasa lalu, yang mana pada masa lalu guru begitu dihormati, disanjung dan dihargai. Hal itu sangatlah tidak benar, jika guru tidak memiliki wibawa, bagaimana mereka bisa mengajar? Peserta didik sudah tentu tidak akan pandai jika guru tidak berwibawa, peserta didik juga tidak akan cerdas jika guru tidak punya kewibawaan. Pada kenyataannya, kata-kata, ucapan serta petuah guru masih didengar dan dihormati oleh peserta didik. Peserta didik masih mendengar, menyimak dan memperhatikan ketika guru sedang bicara. Dengan demikian untuk menunjang kewibawaan guru, seorang guru juga sangat perlu membekali diri dengan wawasan dan ilmu pengetahuan yang cukup untuk menunjang kewibawaan mereka.
       Sorotan tersebut lebih bermuara kepada ketidakmampuan guru didalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga bermuara kepada menurunnya mutu pendidikan. Kalaupun sorotan itu lebih mengarah kepada sisi-sisi kelemahan pada guru, hal itu tidak sepenuhnya dibebankan kepada guru, dan mungkin ada system yang berlaku, baik sengaja ataupun tidak akan berpengaruh terhadap permasalahan tadi.Guru adalah seorang figur yang mulia dan yang dimuliakan oleh banyak orang, kehadiran guru ditengah-tengah kehidupan  manusia sangat penting, tanpa ada guru atau seseorang yang dapat ditiru dan diteladani oleh manusia, maka manusia tidak akan memiliki budaya, norma serta agama.
       Banyak hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan kita, bagaimana kinerja guru akan berdampak kepada pendidikan bermutu. Kita melihat sisi lemah dari system pendidikan nasional kita, dengan gonta ganti kurikulum pendidikan, maka secara langsung atau tidak akan berdampak kepada guru itu sendiri. Sehingga perubahan kurikulum dapat menjadi beban psikologis bagi guru, dan mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi akibat perubahan tersebut. Hal ini sangat dirasakan oleh guru yang memiliki kemampuan minimal, dan tidak demikian halnya guru professional.
       Selain itu, kinerja guru juga sangat ditentukan oleh output atau keluaran dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), sebagai institusi penghasil tenaga guru, LPTK juga memiliki tanggungjawab dalam menciptakan guru berkualitas, dan tentunya suatu ketika berdampak kepada pembentukan SDM berkualitas pula. Oleh sebab itu LPTK juga memiliki andil besar di dalam mempersiapkan guru seperti yang disebutkan diatas, berkualitas, berwawasan serta mampu membentuk SDM mandiri, cerdas, bertanggungjawab dan berkepribadian
       Harapan ke depan, terbentuk sinergi baru dalam lingkungan persekolahan, dan perlu menjadi perhatian adalah terjalinnya kinerja yang efektif dan efisien disetiap struktur yang ada dipersekolahan. Kinerja terbentuk bilamana masing-masing struktur memiliki tanggungjawab dan memahami akan tugas dan kewajiban masing-masing.
Guru dalam pengembangan kurikulum dituntut harus memiliki pandangan mata burung (a bird eye view) mengenai prose pengembangan kurikulum. Karena guru bekerja dikelas untuk menyampaikan kurikulum real, guru merupakan pengontrol kualitas belajar peserta didik dari awal sampai akhir pembelajaran. Sebenarnya guru diminta informasi, kritikan dalam perbaikan kurikulum, agar kurikulum itu menyentuh dan berguna untuk terciptanya life skill dikalangan peserta didik.3)

 Perubahan kurikulum juga dapat menjadi beban psikologis bagi guru, dan mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi akibat perubahan tersebut. Hal ini sangat dirasakan oleh guru yang memiliki kemampuan minimal, dan tidak demikian halnya guru profesional.
Kinerja guru di MTs Roudlotush Sholihin Jemur akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan nawaitu yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Kinerja yang dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini.
Kegiatan pembinaan dan pengembangan kemampuan professional guru itu ada yang dilembagakan, ada pula yang bersifat individual. Kegiatan pembinaan dan pengembangan professional guru yang melembaga biasa dilakukan oleh pemerintah atau organisasi kemasyarakat. Bentuk kegiatannya bisa berupa studi lanjut, penataran, seminar, lokakarya, kelompok kerja guru, bimbingan professional, studi banding, dan magang. Kegiatan yang bersifat individual merupakan penjelmaan dari daya inovasi dan kreativitas guru untuk terus tumbuh dan berkembang.4)

       Harapan ke depan, terbentuk sinergi baru dalam lingkungan persekolahan, dan perlu menjadi perhatian adalah terjalinnnya kinerja yang efektif dan efisien disetiap struktur yang ada dipersekolahan. Kinerja terbentuk bilamana masing-masing struktur memiliki tanggungjawab dan memahami akan tugas dan kewajiban masing-masing. Adanya program pemerintah berupa pelaksanaan UKG (Uji Kompetensi Guru) merupakan upaya pemerintah sejauh mana kompetensi guru untuk mendukung kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis terdorong untuk meneliti lebih jauh bagaimana Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Roudlotush Sholihin Jemur Tahun Pelajaran 2012/2013.

B.       Pembatasan Masalah
      Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam melaksanakan penelitian, maka penulis hanya akan meneliti tentang Studi Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam di MTs Roudlotush Sholihin Jemur Tahun Pelajaran 2012/2013.

C.      Rumusan Masalah
      Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis akan menganalisis tentang Studi Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam di MTs Roudlotush Sholihin Jemur Tahun Pelajaran 2012/2013, dan adanya beberapa permasalahan yang muncul yaitu :
1.        Bagaimana kinerja guru PAI di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Roudlotush Sholihin Jemur?
2.        Bagaimana standar kinerja guru PAI yang diharapkan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Roudlotush Sholihin Jemur?
3.        Bagaimana upaya dalam meningkatkan mutu kinerja guru PAI di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Roudlotush Sholihin Jemur?


D.      Penegasan Istilah
       Judul skripsi ini adalah “Studi Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Roudlotush Sholihin Jemur Tahun Pelajaran 2012/2013”. Untuk menghindari kesalah pengertian dalam menafsirkan judul skripsi ini dan supaya dapat diketahui secara jelas arah dan tujuan penelitian ini maka penulis perlu mengemukakan pengertian beberapa istilah yang terkandung dalam judul, antara lain :
1.    Kinerja
Kinerja atau performansi berasal dari bahasa Inggris "performance" yang berarti pertunjukkan. Harris, Meintyre, Littleton dan Long mengatakan bahwa kinerja adalah perilaku yang menunjukkan kompetensi yang relevan dengan tugas yang realistis. Unsur-unsur performasi menurut Chaplin terdiri dari aktivitas tingkah laku dan produktivitas. Aktivitas adalah tingkah laku dan produktifitas adalah kualitas kemampuan yang kreatif, kualitas kesanggupan menyelesaikan sebagian besar tugas seperti penelitian, publikasi dan lain-lain.5)

            Yang dimaksud kinerja dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai oleh guru dalam pelaksanaan tugas mengajar yang bermutu.
2.    Guru
           Menurut Madyo Ekosusilo guru adalah seorang yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan secara sadar terhadap perkembangan kepribadian, akhlak moral dan kemampuan peserta didik baik itu dari aspek jasmani maupun rohaninya agar ia mampu hidup mandiri dan dapat memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan sebagai individu dan juga sebagai makhluk sosial.6)
       Yang dimaksud pengertian guru dalam penelitian ini adalah semua yang mendominasi dalam proses pembelajaran PAI di MTs Roudlotush Sholihin Jemur.
3.    Pendidikan Agama Islam
           Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki kepribadian yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT serta tertanamnya nilai-nilai akhlak yang mulia dan berbudi pekerti kokoh yang tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-hari.7)
       Yang dimaksud Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah Pendidikan yang berlandaskan pada aqidah dan norma-norma keislaman yang bertujuan membentuk karakter yang berakhlak mulia dan mampu menjadi suri tauladan.
       Dari beberapa uraian tentang istilah Kinerja Guru PAI tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Kinerja Guru PAI yang dimaksudkan disini adalah kemampuan guru PAI di MTs Roudlotush Sholihin dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di MTs Roudlotush Sholihin. Yang dimaksud dengan PAI dalam penelitian ini adalah mata pelajaran agama yang ada di MTs Roudlotush Sholihin, antara lain : mapel Fiqih, Al Qur’an Hadits, Bahasa Arab, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan Aqidah Akhlak.
E.       Tujuan Penelitian
       Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian dalam pembahasan ini adalah :
1.    Untuk mengetahui bagaimana kinerja guru PAI di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Roudlotush Sholihin Jemur.
2.    Untuk mengetahui bagaimana standar kinerja guru PAI yang diharapkan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Roudlotush Sholihin Jemur.
3.    Untuk mengetahui bagaimana upaya dalam meningkatkan mutu kinerja guru PAI di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Roudlotush Sholihin Jemur.
F.       Manfaat Penelitian
       Dalam penelitian ini penulis sangat berharap semoga hasil penelitian ini berguna bagi penulis maupun pembaca. Secara rinci kegunaan penelitian terdiri dari :
1.    Secara Teori
a.    Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan Pendidikan Agama Islam pada umumnya.
b.    Untuk meningkatkan khasanah kajian-kajian Pendidikan Agama Islam pada umumnya.
2.    Secara Praktis
a.    Sebagai sumbangan informasi tentang kinerja guru PAI di MTs Roudlotush Sholihin Jemur.
b.    Sebagai acuan bagi guru PAI di MTs Roudlotush Sholihin dalam mengembangkan kinerjanya sebagai seorang guru yang benar-benar professional.
c.    Sebagai bahan evaluasi diri bagi guru Pendidikan Agama Islam di MTs Roudlotush Sholihin Jemur.
d.   Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan sekolah.
e.    Sebagai bahan referensi penelitian sejenis.
















 1) H. Martinis Yamin,  Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta : 2008, Gaung Persada Press), hal 17

2) Ibid hal 19
3) Ibid hal 50
4) H. Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung : Alfabeta, 2010), hal 35
       6) Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2005), hal 50

       7) Ibid hal 21

No comments:

Post a Comment