A.
Latar
Belakang Masalah
Guru adalah kondisi yang diposisikan
sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Berkaitan
dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang, dan tentunya
tidak lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas
pengabdiannya.
Guru
merupakan orang yang pertama kali mencerdaskan manusia, orang yang memiliki
bekal pengetahuan, pengalaman dan dapat menanamkan nilai-nilai budaya dan agama
terhadap anak didiknya. Dalam proses pendidikan, guru memegang peranan penting
setelah orang tua dan keluarga dirumah.
Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda
terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka guru akan
menjadi bahan pembicaraan banyak orang, dan tentunya tidak lain berkaitan
dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya.
Fenomena saat ini banyak yang
berkomentar bahwa guru saat ini tidak memiliki wibawa, kemudian para guru
sekarang juga sudah jauh berbeda dengan para guru dimasa lalu, yang mana pada
masa lalu guru begitu dihormati, disanjung dan dihargai. Hal itu sangatlah
tidak benar, jika guru tidak memiliki wibawa, bagaimana mereka bisa mengajar?
Peserta didik sudah tentu tidak akan pandai jika guru tidak berwibawa, peserta
didik juga tidak akan cerdas jika guru tidak punya kewibawaan. Pada
kenyataannya, kata-kata, ucapan serta petuah guru masih didengar dan dihormati
oleh peserta didik. Peserta didik masih mendengar, menyimak dan memperhatikan
ketika guru sedang bicara. Dengan demikian untuk menunjang kewibawaan guru,
seorang guru juga sangat perlu membekali diri dengan wawasan dan ilmu
pengetahuan yang cukup untuk menunjang kewibawaan mereka.
Sorotan tersebut lebih bermuara
kepada ketidakmampuan guru didalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga
bermuara kepada menurunnya mutu pendidikan. Kalaupun sorotan itu lebih mengarah
kepada sisi-sisi kelemahan pada guru, hal itu tidak sepenuhnya dibebankan
kepada guru, dan mungkin ada system yang berlaku, baik sengaja ataupun tidak
akan berpengaruh terhadap permasalahan tadi.Guru adalah seorang figur yang
mulia dan yang dimuliakan oleh banyak orang, kehadiran guru ditengah-tengah
kehidupan manusia sangat penting, tanpa
ada guru atau seseorang yang dapat ditiru dan diteladani oleh manusia, maka
manusia tidak akan memiliki budaya, norma serta agama.
Banyak hal yang perlu menjadi bahan
pertimbangan kita, bagaimana kinerja guru akan berdampak kepada pendidikan
bermutu. Kita melihat sisi lemah dari system pendidikan nasional kita, dengan
gonta ganti kurikulum pendidikan, maka secara langsung atau tidak akan
berdampak kepada guru itu sendiri. Sehingga perubahan kurikulum dapat menjadi beban
psikologis bagi guru, dan mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi akibat
perubahan tersebut. Hal ini sangat dirasakan oleh guru yang memiliki kemampuan
minimal, dan tidak demikian halnya guru professional.
Selain itu, kinerja guru juga sangat
ditentukan oleh output atau keluaran dari Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK), sebagai institusi penghasil tenaga guru, LPTK juga
memiliki tanggungjawab dalam menciptakan guru berkualitas, dan tentunya suatu
ketika berdampak kepada pembentukan SDM berkualitas pula. Oleh sebab itu LPTK
juga memiliki andil besar di dalam mempersiapkan guru seperti yang disebutkan
diatas, berkualitas, berwawasan serta mampu membentuk SDM mandiri, cerdas,
bertanggungjawab dan berkepribadian
Harapan ke depan, terbentuk sinergi
baru dalam lingkungan persekolahan, dan perlu menjadi perhatian adalah terjalinnya
kinerja yang efektif dan efisien disetiap struktur yang ada dipersekolahan.
Kinerja terbentuk bilamana masing-masing struktur memiliki tanggungjawab dan
memahami akan tugas dan kewajiban masing-masing.
Guru
dalam pengembangan kurikulum dituntut harus memiliki pandangan mata burung (a
bird eye view) mengenai prose pengembangan kurikulum. Karena guru bekerja
dikelas untuk menyampaikan kurikulum real, guru merupakan pengontrol kualitas
belajar peserta didik dari awal sampai akhir pembelajaran. Sebenarnya guru diminta informasi, kritikan dalam perbaikan
kurikulum, agar kurikulum itu menyentuh dan berguna untuk terciptanya life
skill dikalangan peserta didik.
Perubahan kurikulum juga dapat menjadi beban psikologis bagi
guru, dan mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi akibat perubahan
tersebut. Hal ini sangat dirasakan oleh guru yang memiliki kemampuan minimal,
dan tidak demikian halnya guru profesional.
Kinerja
guru di MTs Roudlotush Sholihin Jemur akan menjadi optimal, bilamana
diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru,
karyawan maupun anak didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan
nawaitu yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada
pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut
sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Kinerja yang dilakukan
hari ini akan lebih baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa
depan lebih baik dari kinerja hari ini.
Kegiatan pembinaan dan pengembangan
kemampuan professional guru itu ada yang dilembagakan, ada pula yang bersifat
individual. Kegiatan pembinaan dan pengembangan professional guru yang
melembaga biasa dilakukan oleh pemerintah atau organisasi kemasyarakat. Bentuk
kegiatannya bisa berupa studi lanjut, penataran, seminar, lokakarya, kelompok
kerja guru, bimbingan professional, studi banding, dan magang. Kegiatan yang
bersifat individual merupakan penjelmaan dari daya inovasi dan kreativitas guru
untuk terus tumbuh dan berkembang.
Harapan ke depan, terbentuk sinergi baru dalam lingkungan
persekolahan, dan perlu menjadi perhatian adalah terjalinnnya kinerja yang
efektif dan efisien disetiap struktur yang ada dipersekolahan. Kinerja
terbentuk bilamana masing-masing struktur memiliki tanggungjawab dan memahami
akan tugas dan kewajiban masing-masing. Adanya program pemerintah berupa
pelaksanaan UKG (Uji Kompetensi Guru) merupakan upaya pemerintah sejauh mana
kompetensi guru untuk mendukung kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, maka penulis terdorong untuk meneliti lebih jauh
bagaimana Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Roudlotush Sholihin Jemur Tahun Pelajaran 2012/2013.
B.
Pembatasan
Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan
kemampuan penulis dalam melaksanakan penelitian, maka penulis hanya akan
meneliti tentang Studi Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam di MTs Roudlotush Sholihin Jemur Tahun
Pelajaran 2012/2013.
C.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
penulis akan menganalisis tentang Studi Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam di
MTs Roudlotush Sholihin Jemur Tahun Pelajaran
2012/2013, dan adanya beberapa permasalahan yang muncul yaitu :
1.
Bagaimana
kinerja guru PAI di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Roudlotush Sholihin Jemur?
2.
Bagaimana
standar kinerja guru PAI yang diharapkan di Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Roudlotush Sholihin Jemur?
3.
Bagaimana upaya dalam
meningkatkan mutu kinerja guru PAI di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Roudlotush
Sholihin Jemur?
D.
Penegasan
Istilah
Judul skripsi ini adalah “Studi Kinerja Guru Pendidikan
Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Roudlotush Sholihin Jemur Tahun
Pelajaran 2012/2013”. Untuk menghindari kesalah pengertian dalam menafsirkan
judul skripsi ini dan supaya dapat diketahui secara jelas arah dan tujuan
penelitian ini maka penulis perlu mengemukakan pengertian beberapa istilah yang
terkandung dalam judul, antara lain :
1. Kinerja
Kinerja
atau performansi berasal dari bahasa Inggris "performance"
yang berarti pertunjukkan. Harris, Meintyre, Littleton dan Long mengatakan
bahwa kinerja adalah perilaku yang menunjukkan kompetensi yang relevan dengan
tugas yang realistis. Unsur-unsur performasi menurut Chaplin terdiri dari
aktivitas tingkah laku dan produktivitas. Aktivitas adalah tingkah laku dan
produktifitas adalah kualitas kemampuan yang kreatif, kualitas kesanggupan
menyelesaikan sebagian besar tugas seperti penelitian, publikasi dan lain-lain.
Yang dimaksud kinerja
dalam penelitian ini adalah
hasil yang dicapai oleh guru dalam pelaksanaan tugas mengajar yang bermutu.
2. Guru
Menurut Madyo Ekosusilo guru adalah seorang
yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan secara sadar terhadap
perkembangan kepribadian, akhlak moral dan kemampuan peserta didik baik itu
dari aspek jasmani maupun rohaninya agar ia mampu hidup mandiri dan dapat memenuhi
tugasnya sebagai makhluk Tuhan sebagai individu dan juga sebagai makhluk
sosial.
Yang dimaksud pengertian guru dalam
penelitian ini adalah semua yang mendominasi dalam proses pembelajaran PAI di MTs Roudlotush Sholihin Jemur.
3. Pendidikan
Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah usaha
sadar yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki kepribadian
yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT serta tertanamnya
nilai-nilai akhlak yang mulia dan berbudi pekerti kokoh yang tercermin dalam
sikap dan perilaku sehari-hari.
Yang dimaksud Pendidikan Agama Islam
dalam penelitian ini adalah Pendidikan yang berlandaskan pada aqidah dan
norma-norma keislaman yang bertujuan membentuk karakter yang berakhlak mulia
dan mampu menjadi suri tauladan.
Dari beberapa uraian tentang istilah
Kinerja Guru PAI tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Kinerja Guru PAI yang
dimaksudkan disini adalah kemampuan guru PAI di MTs Roudlotush Sholihin dalam
melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di MTs Roudlotush Sholihin. Yang dimaksud
dengan PAI dalam penelitian ini adalah mata pelajaran agama yang ada di MTs
Roudlotush Sholihin, antara lain : mapel Fiqih, Al Qur’an Hadits, Bahasa Arab,
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan Aqidah Akhlak.
E.
Tujuan
Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas
maka tujuan penelitian dalam pembahasan ini adalah :
1. Untuk
mengetahui bagaimana kinerja guru PAI di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Roudlotush
Sholihin Jemur.
2. Untuk
mengetahui bagaimana standar kinerja guru PAI yang diharapkan di Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Roudlotush Sholihin Jemur.
3. Untuk
mengetahui bagaimana upaya dalam meningkatkan mutu kinerja guru PAI di Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Roudlotush Sholihin Jemur.
F.
Manfaat
Penelitian
Dalam penelitian ini penulis sangat
berharap semoga hasil penelitian ini berguna bagi penulis maupun pembaca.
Secara rinci kegunaan penelitian terdiri dari :
1. Secara
Teori
a. Sebagai
sumbangan pemikiran bagi pengembangan Pendidikan Agama Islam pada umumnya.
b. Untuk
meningkatkan khasanah kajian-kajian Pendidikan Agama Islam pada umumnya.
2. Secara
Praktis
a. Sebagai
sumbangan informasi tentang kinerja
guru PAI di MTs Roudlotush Sholihin Jemur.
b. Sebagai
acuan bagi guru PAI di MTs Roudlotush
Sholihin dalam mengembangkan kinerjanya sebagai seorang guru yang benar-benar
professional.
c. Sebagai
bahan evaluasi diri bagi guru Pendidikan Agama Islam di MTs Roudlotush Sholihin Jemur.
d. Sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan sekolah.
e. Sebagai
bahan referensi penelitian sejenis.